Saya dilahirkan di keluarga yang sederhana. Orang tua wiraswasta dan memiliki toko kecil-kecilan di Tanggul, sebuah desa kecil 30 km dari kota Jember. Tidak ada dalam benak saya bahwa kelak saya akan kuliah di Fakultas Kedokteran dan menjadi seorang dokter.
Ketika saya menginjak kelas 2 SMU pada tahun 1997, saya tertarik untuk kuliah di Fakultas Kedokteran karena gembala saya, yaitu Pdt. Soehadi Widjaja, istrinya adalah seorang dokter yang bernama dr. Megawati. Tetapi dikarenakan kondisi keuangan di keluarga kami yang tidak memungkinkan saat itu, saya cuma bisa mengutarakan niat saya kepada keluarga dan berharap Tuhan campur tangan. Saya dua bersaudara dan kakak saya memutuskan untuk tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena diharapkan dapat menopang perekonomian keluarga dengan berjualan kue basah dan kue tart. Usaha ini dirintis sejak kakak saya lulus dari SMU pada pertengahan tahun 1998 di mana pada waktu itu saya masih duduk di kelas 3 SMU. Ketika teman-teman SMU saya bertanya hendak kuliah apa setelah saya lulus SMU, saya berkata bahwa saya ingin kuliah di perguruan tinggi negeri karena biayanya murah dan saya tertarik untuk mengambil jurusan kedokteran.
Suatu ketika, sepasang suami istri, yaitu dr. Johny dan istrinya beribadah di gereja kami. Menjelang firman Tuhan, Bpk. Gembala meminta agar dr. Johny berdoa untuk firman Tuhan. Seusai ibadah, saya menemui gembala saya dan berkata, "Om, hari Om meminta dr. Johny untuk berdoa, tetapi 10 tahun mendatang Om akan meminta dr. Jimmy yang berdoa." Perkataan positif ini diaminkan oleh gembala saya dan hasilnya sungguh luar biasa. Tahun 1999 saya mengikuti UMPTN dan memilih Fakultas Kedokteran di Universitas Airlangga, akan tetapi saya gagal. Namun, saya diterima di jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya. Setelah dua bulan kuliah, saya memutuskan untuk berhenti dari kuliah dan fokus untuk mengikuti UMPTN pada tahun berikutnya.
Saya menyerahkan keputusan saya di tangan Tuhan. Saya tahu ini memang berisiko besar karena jika gagal lagi, maka akan membuang waktu selama dua tahun dengan sia-sia. Waktu itu, keinginan saya direspons positif oleh gembala dan jemaat serta mereka tak henti-hentinya mendukung dalam doa. Tahun 2000 saya kembali mengikuti UMPTN dan kali ini dengan campur tangan Tuhan saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Saya tidak menyangka waktu itu bahwa dana sumbangan Penyelenggaraaan Pendidikan hanya sebesar 1,5 juta rupiah yang dibayarkan 1 kali saja, serta SPP 430 ribu rupiah tiap semester. Sungguh nyata kuasa Tuhan ketika kita berserah padaNya.
Singkat cerita saya kuliah di jurusan kedokteran dan saya merasa itu adalah anugerah yang Tuhan Yesus berikan untuk saya. Ketika kuliah pun ada banyak campur tangan Tuhan melalui orang-orang yang mendukung saya terutama dalam hal keuangan. Meski studi menjadi seorang dokter tidak selamanya mudah, saya dilantik menjadi dokter pada awal bulan Januari 2008. Saat ini saya bekerja sebagai dokter PTT di kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Perkataan positif yang kita ucapkan akan sangat besar kuasanya jika kita mengimaninya di dalam Yesus Kristus. (Ams 13:2; 18:21; 16:24). "Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu." (Mat 17:20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar